Pelayanan Tak Harus di Kantor: Cikahuripan Tetap Melayani Warga Meski Paska Banjir

Wartascn

Desa/Kecamatan10 Dilihat

Cikahuripan, Sukabumi — 10 November 2025 Pasca banjir yang melanda wilayah Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, pelayanan publik tetap berjalan meski kantor desa dalam kondisi darurat. Alih-alih menunggu pemulihan fasilitas, aparatur desa memilih turun langsung ke lapangan, bergotong royong bersama warga sambil tetap melayani kebutuhan administratif masyarakat.

Kerja bakti dilakukan di sejumlah titik terdampak, termasuk pemasangan beronjong di bantaran sungai untuk mencegah banjir susulan. Di sela-sela aktivitas fisik yang menguras tenaga, warga dan perangkat desa menggelar botram—makan bersama dengan alas kertas nasi dan lauk seadanya—tepat di tepi sungai yang baru saja dibersihkan dan dikeruk beko untuk pemasangan bronjong.

“Yang penting semua lancar. Pelayanan tidak harus di kantor. Kalau warga butuh surat, kami layani di lapangan. Kalau ada keluhan, kami dengarkan langsung sambil kerja bakti,” ujar salah satu perangkat desa.

Momen makan bersama ini menjadi salah satu yang paling tak terlupakan. Di tengah suasana sederhana dan penuh keakraban, Kepala Desa Cikahuripan, Kang Midun, tetap menjalankan tugas administratif. Ia melayani warga yang datang untuk tanda tangan dan stempel dokumen desa, langsung di atas tanggul sungai yang dijadikan meja darurat.

Layanan yang diberikan mencakup pengurusan surat keterangan, pendataan lainnya, distribusi bantuan, hingga konsultasi langsung dengan perangkat desa. Semua dilakukan dengan pendekatan humanis dan fleksibel.

“Kami tidak ingin warga merasa ditinggalkan. Justru di saat seperti ini, desa harus hadir lebih dekat,” kata seorang aparatur desa yang turut mengatur alur pelayanan di lapangan.

Warga menyambut baik inisiatif ini. Banyak yang merasa senang mengakses layanan meskipun darurat tidak seperti di kantor desa. Beberapa bahkan ikut membantu proses pendataan sambil membersihkan saluran air dan fasilitas umum.

“Kerja bakti sambil ngurus surat, baru kali ini saya alami. Tapi rasanya lebih akrab dan penuh persaudaraan,” ujar salah satu warga yang rumahnya sempat terendam.

Langkah Desa Cikahuripan ini menjadi contoh bahwa pelayanan publik bisa tetap berjalan meski dalam kondisi darurat. Dengan semangat gotong royong dan inovasi sederhana, desa membuktikan bahwa kedekatan dan kecepatan adalah kunci pelayanan yang mubarokah dan bermartabat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *