Kang Midun: Terima Kasih Warga Cikahuripan, Bersama dalam Pemulihan, Bersatu dalam Doa

Wartascn

Cikahuripan, Sukabumi — Pasca banjir yang melanda Desa Cikahuripan, satu hal yang paling terasa bukan hanya kerusakan fisik, tapi kekuatan batin warga. Dari hari pertama hingga minggu-minggu pemulihan, warga terus membersamai proses bangkitnya desa. Mereka hadir dengan tenaga, dengan hati, dan dengan doa.

Setiap pagi, warga dari berbagai dusun turun ke lapangan. Ada yang membersihkan lumpur, memperbaiki saluran air, mengangkat puing, hingga menyusun bronjong di tepi sungai. Di sela kerja fisik, terdengar lantunan harapan dan saling menguatkan. Di dapur umum, ibu-ibu memasak sambil bersalawat. Di posko, anak-anak muda menyusun logistik sambil menyanyikan lagu kampung.

Kepala Desa Cikahuripan, Kang Midun, menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada seluruh warga yang tak pernah lelah menjaga lembur. Dalam sebuah momen berdo’a, ia mengangkat suara dan harapan dari hati yang paling dalam:

“Ya Allah, Gusti Nu Maha Asih… Simkuring Kang Midun, ngadu’a ti jero haté nu paling jero. Hatur nuhun ka Gusti, ka warga Cikahuripan nu satia, nu kuat, nu henteu tinggalkeun lembur dina kaayaan susah. Mugi sagala lelahna jadi berkah, sagala gotong royongna jadi jalan barokah. Mugi Gusti jaga haté warga kami, jaga kasehatanana, jaga kulawargana. Mugi banjir nu kamari jadi pangeling, jadi panggero pikeun urang leuwih silih pikanyaah. Mugi Gusti masihan jalan pikeun pemulihan, pikeun pembangunan, pikeun kahirupan nu leuwih tenang jeung berkecukupan. Simkuring moal leupas tina ikhtiar, moal leupas tina do’a. Cikahuripan mugi salamet, mugi barokah, mugi jadi lembur nu dipaparin rahmat,” ucapnya dalam do’a.

Dan sebagai penutup, Kang Midun pun memanjatkan doa dalam bahasa Arab, penuh harap dan keikhlasan:

”Allahumma ij‘al haadza al-balad aamanan muthma‘innan, warzuq ahlahu minal barakaati wal khayraat, wa baarik fii ahlinaa fii Cikahuripan, waj‘alhum minas shaabiriin asy-syaakiriin, wa waffiqnaa jamii‘an limaa tuhibbu wa tardhaa. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin,” ucap doánya.

Kerja bakti dan pemulihan hari itu bukan hanya tentang memperbaiki sungai, tapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual. Cikahuripan tidak hanya pulih, tapi tumbuh kembali dengan semangat yang lebih kuat dan cinta yang lebih dalam. Gotong royong dan doa menjadi dua sayap yang menerbangkan harapan desa menuju masa depan yang lebih terang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *